JUNK mind

Apa pemandangan umum yang biasa dijumpai setelah selesenya suatu perhelatan akbar di Indonesia, terutama jika diselenggarakan dilapangan terbuka atau outdoor??

Kalo ada yang nebak SAMPAH, anda berhak membawa pulang sebuah payung cantik alias bener banget.

Seperti Perhelatan Akbar yang baru aja selese kemaren di Senayan, Jak Jazz 2006 dengan tajuk Jazz in the Park ini ga cuma berhasil membawa lantunan Jazz ke tempat terbuka, tapi juga bikin tempat terbuka itu penuh dengan lantunan sampah. Saya sih engga tau seperti apa Jak Jazz tahun kemarin secara saya belum berkantor disekitar senayan, tapi untuk tahun ini karena saya telah berkantor di dekat Senayan dan tiap hari keluar masuk daerah Senayan, sehingga sedikit banyak saya tahu seperti apa lapangan Senayan yang bersih itu disulap jadi lautan sampah setelah suatu perhelatan akbar selesai diselenggarakan.

Senin kemaren itu ketika saya sedang asik menyusuri trotoar Senayan menuju tempat kerja saya sekitar pukul setengah sembilan pagi, pemandangan pertama yang saya lihat di Lapangan Senayan itu adalah hamparan plastik putih yang kontras sekali dengan warna rumput dan aspal jalanan, banyak juga kertas-kertas pembungkus dari salah satu merek restoran cepat saji dengan maskot seorang badut tidak ketinggalan gelas-gelas minuman dengan label yang sama.

Pemandangan ini mirip juga saya temui ketika saya berkunjung pada salah satu perhelatan yang masih mengusung unsur Jazz didalamnya tapi berlokasi didalam suatu kampus negeri yang terkenal di bilangan Depok, sampah-sampah dari pengunjung banyak berserakan tanpa aturan, padahal secara logika jika ditilik dari segi acara, maka segmen pasar yang datang juga berasal dari manusia-manusia muda yang berpendidikan dan (seharusnya) lebih memiliki tingkat kepekaan yang besar terhadap lingkungan, tidak hanya melulu memikirkan politik atau sosial ( misalnya acara yang sedang berlangsung, atau petisi penolakan perdagangan global yang tiba-tiba disodorkan oleh salah satu mahasiswa diacara tersebut pada saya).

Padahal isu lingkungan hidup itu sendiri di luar negeri sudah menjadi bahan perbincangan dan faktor yang harus diperhatikan dikalangan anak muda sono. MTV saja pada perhelatan MTV Music Award 2006 menyelipkan kampanye peduli lingkungannya dengan jubir former vice-presiden USA (saya lupa siapa namanya hehehe) dengan membeberkan fakta-fakta akibat pemanasan global dibeberapa wilayah dibelahan dunia.

Jadi alangkah baiknya kalo generasi muda Indonesia masa kini, engga melulu mikirin gimana caranya bisa tampil kaya seleb2 yang sering wara-wiri dimajalah dan tipi, ato mengikuti tren musik ato gaya berpakaian yang sedang inn, atau gadget apa yang yang lagi top, tapi juga sedikit peduli dengan lingungan sekitarnya. Sedikit aja, ga mesti ikutan GreenPeace yang sekarang buka cabang di Indonesia, atau ikutan WALHI, WWF atau yayasan-yayasan peduli lingkungan lainnya kok, cukup dengan mulai TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Gampang toh, lebih intelek malah keliatannya.

(pic taken from www.corbis.com)


Ciao.

1 comment:

zuki said...

yuk! :)