Batas Toleransi

Saya selalu menganggap diri saya bukanlah tipe orang yang mampu bekerja sebagai front liner apalagi dibidang jasa. Dengan kata lain Saya "sucks" banget kalo mesti berhadapan langsung dengan orang-orang (itu menurut saya loh). Walaupun secara praktek, jika saya dihadapkan pada kasus-kasus yang mesti berhubungan dengan manusia lain, apalagi men-treat-them-well, saya berusaha setengah mati menutupi kelemahan saya yang satu itu (well, I think everybody do the same, right?).
Makanya sebisa mungkin, saya memberikan toleransi yang cukup longgar pada mereka-mereka yang bekerja di frontliner, seperti CS, teller, operator dan sebagainya. Karena saya tahu tidak mudah untuk selalu berlapang dada dan berbesar hati menghadapi polah para konsumen/pelanggan/nasabah yang mereka jumpai sehari-hari. Namun gak' jarang juga saya sebagai konsumen/nasabah nemuin pelayanan yang bikin hati gak' berkenan, atau rasanya ingin melempar sesuatu pada kepala mereka karena esensi dari melayani tersebut tidak ada pada mereka-mereka itu.
Seperti tadi pagi, saya berniat untuk melakukan transaksi perbankan pada sebuah bank dengan jargon "the world local bank". Untuk orang yang baru pertama kali masuk ke Bank tersebut, jelas saya lebih banyak membutuhkan bimbingan orientasi, karena saya belum hapal sama sekali dimana harus melakukan ini dan itu. Alih-alih membimbing, ketika saya sudah mencapai teller, saya malah dipersalahkan karena salah mengantri, padahal saya sudah diberitahu oleh CS mereka bahwa saya dapat melakukan transaksi perbankan di antrian ini. Untungnya dia tidak ngotot menyuruh saya mengantri kembali dari awal (kalau tidak, mungkin akan ada huru-hara sedikit, pagi itu---Saya penyebabnya, hehehe).
Bukannya apa-apa, saya juga harus segera kekantor untuk membereskan tumpukan pekerjaan saya. Sekilas tampak sepele, tapi jika
masalahnya sudah soal waktu dan ketidak tepatan informasi, batas toleransi saya
mengetat dengan sendirinya.

Yah, begitulah. hanya ingin berkeluh kesah terhadap pagi saya yang tidak begitu "cerah" hari ini.

Ciao!

No comments: