Hari ini, Singkong goreng dan kata Maaf.


Hari ini menu makan siang saya adalah singkong goreng buatan nyokap, Hahaha...

Singkong pemberian dari pacar adik saya [yang langsung saya lempari dengan pertanyaan:
Pacar lo petani ? ke adik saya itu dan disambut dengan lemparan singkong secara biadab oleh adik saya] digoreng dengan sangat enaknya oleh nyokap, entah saya yang lapar, atau singkongnya yang enak, atau mamah saya memang spesialis peracik singkong goreng sejati, potongan singkong goreng itu dalam beberapa menit tandas tak tersisa.

Sejak saya berkantor di tempat baru, saya jadi jarang makan siang keluar. Bukan karena di luar gak’ ada warung-warung sekelas amigos, atau café-café terjangkau, tapi karena saya yang malas untuk sekedar menyeret langkah saya menuju ketempat-tempat tadi.
Jadi, solusinya saya kadang membawa luch box dengan menu seadaanya, lumayanlah hitung-hitung penghematan (hemat dan pelit bedanya tipis, hehehe).

Well, hari ini cuaca aga’ membingungkan, bahkan weather forecast-online nya aja berganti-ganti prediksi sejak pagi. Sebentar mereka bilang Jakarta & sekitarnya berpeluang hujan, sebentar kemudian berganti Jakarta & sekitarnya cerah berawan, yah..namanya juga prediksi, gak’ ada yang benar-benar 100% tepat. Tapi tadi pagi sekitar jam 7 hujan sempat turun menggerus debu yang sudah cukup lama bertumpuk, tapi jam 8 nya matahari kembali garang bersinar (sok iyee niy bahasanya…hehehe) kek’ gak terjadi ujan satu jam sebelumnya. Anomali Cuaca, bulan Juli masih ada hujan, ujung-ujungnya ini terjadi gara-gara issue global warming (berat niy topiknya..hahaha).
Kalo udah gitu, siapa yang seharusnya minta maaf? Orang-orang yang hidup sebelum kita? Para penemu pemicu pemanasan global? Atau kita sendiri, masyarakat moderen yang sadar atau ga’ sadar telah memacu terjadinya pemanasan global?

Maaf, emang satu kata simple dengan sejuta makna, apalagi kalo diucapinnya secara tulus. Tapi apa hanya dengan kata maaf saja, bisa bikin semua selesai ? hari gini…kita tuh butuh action, tindakan nyata, bukan Cuma cingcong yang berkepanjangan, dan dalih-dalih lainnya, apalagi sekedar janji. Coba ada undang-undang Anti ingkar janji, pasti kita butuh satu pulau tambahan untuk menampung orang-orang yang telah berjanji tapi ingkar.

Hati 1: tapikan ada Undang-undang penipuan, pemalsuan, dst..dst..

Hati 2: iya, tapi gak bisa menjerat, orang-orang yang ingkar janji. Janjinya datang jam 1 taunya jam 3 baru datang sambil pasang muka polos tak berdosa, janjinya barangnya sampai hari ini, taunya lusa baru tiba, Janjinya sekolah murah, taunya daftar ulang bayar lagi…dst..dst…


Jadi, enough of NATO person, we need an ACTION…

Eh, tadi ngomongin apa sih, sampe merembet ke NATO-NATO segala…hehehe…bener-bener posting yang ga’ penting.

Ciao dulu ah..

3 comments:

zuki said...

singkong goreng enak juga lho .. :)

indah said...

jadi pengen makan singkong goreng, tatz...sama asinan buatan nyokap lo... (heheheh, jadi banyak pengennya)

Penyihir Cantik said...

Singkong goreng pake gula jawa!!! Gw bangetttt!!!!