[Oleh-oleh dari Pilipina] Malam pertama dengan saus Banana



Jeepney di mana-mana


Sabtu yang lalu, ketika sedang asik membaca bukunya Vira Tanjung 'Annyeong Korea' - yang isinya tentang suka-duka dia hidup sebagai mahasiswi di Korea Selatan, saya menemukan chapter dimana dia (si Vira ini) sering disangka sebagai orang India sama orang-orang Korea. Mau ga' mau ingatan saya balik lagi ke trip Kamboja 2 tahun lalu. Tepatnya ke Siem Reap, sebuah kota yang terkenal gara-gara ada komplek Candi Angkor Wat-nya di dalamnya.

Saya sempat bercerita lewat postingan blog kalau saat itu saya juga pernah disangka Pinoy (orang Pilipina) sama seorang anak kecil penjual gelang anyaman bambu di pelataran parkir mobil Komplek Candi Angkor Wat. Selama ini saya hanya menyangka kalau anak tersebut random saja menebak, karena kebetulan saat itukan saya sedang jalan dengan seorang teman yang memang dari Pilipina. Sampai ketika saya akhirnya menjejakkan diri di Manila Desember 2011 lalu....
Ternyata, dari mulai nyampe di Ninoy Aquino International Airport, sampai ke El Nido Resort di Pulau Lagen yang jaraknya nun jauh hingga ratusan kilo dari Manila, saya selalu diajak ngomong bahasa Tagalog sama penduduk setempat!


Anak Kamboja dua tahun lalu itu nyatanya engga' asal menebak. Bahkan orang Pilipina-nya pun menyangka saya satu bangsa dengan mereka. Sedikit heran sih, secara saya berhijab, dan Pilipina adalah negara dengan mayoritas Nasrani sebagai agama yang paling banyak dipeluk masyarakatnya, yet mereka masih menyangka saya orang lokalnya.

Pilipina adalah negara yang juga terdiri dari gugusan pulau kecil dan besar mirip Indonesia, tapi masih gedean dan banyakan Indonesia (ngomongnya pake jiwa nasionalis-dan bener kok) dengan Manila sebagai Ibukota negaranya. Engga fair rasanya kalo saya langsung menghakimi kalau negara ini masih kalah bagus dengan negara saya, secara saya tidak menjelajahi Pilipina secara utuh. Tapi kesan pertama setelah tiba di Manila, sungguh loh masih kerenan Jakarta ...hehehe...

Touched down di Metro Manila (as in DKI Jakarta kalau disini), matahari sudah jauh tergelincir ke barat. Kami (saya, office mate dan boss beserta keluarganya) segera disambut oleh staff yang membawa name board bertuliskan Hotel Pan Pacific Manila. Setelah menunggu sebentar, akhirnya mobil yang akan membawa kami dari Bandara Internasional menuju Hotel Pan Pacific di sekitaran Malate ini datang.

Kemacetan parah menghadang kami disepanjang jalan menuju Pan Pacific. Mobil saling silang, kendaraan umum dan pribadi berjubel di sepanjang jalan. Dan saya langsung teringat ini adalah Jum'at sore. Jakarta-pun kalau sudah menjelang Jumat sore kemacetannya bisa seperti dua kali lipatnya. Gak Manila - gak Jakarta macetnya sami mawon. Btw, posisi setirnya kendaraan di Pilipina itu di kiri, sama dengan Korea, dan masih lazim sih. Yang ga lazim itu kalo posisi setirnya di kanan belakang hahahaha...



Pemandangan dari jendela mini van ini hampir mirip sama di Jakarta. Ya macetnya, ya orang desek-desekan di dalam Jeepney-nya (gambar di atas). Jeepney adalah sebuah nama 'omprengan' alias nama kendaraan umum kecil mirip angkot di Pilipina. Duduknya berhadap-hadapan. isinya kira-kira 20 orang. Karena satu lajur bangkunya bisa muat 10 orang. Pintunya di belakang. Sedangkan di samping supir bisa muat 2 orang. Kadang kalo penuh sampe' ada yang gelayutan. yaah...mirip Indonesia kan?

Selain Jeepney, ada juga sih bus-bus besar. Tapi Pilipina belum punya Busway apalagi monorel dan subway.


Ternyata makan waktu satu jam lebih sedikit untuk sampai di hotel tempat kami menginap malam itu. Sebenarnya Pan Pacific Hotel cuma persinggahan sementara sebelum akhirnya saya terbang ke-esokan harinya dengan pesawat kecil yang penumpangnya ga lebih dari lima belas.

Ada pengalaman menarik selepas saya cek in di Pan Pacific. Karena tau bakal ga punya waktu buat menyusuri Manila, maka saya dan seorang temen sepakat malam itu untuk iseng jalan-jalan menjelajah di sekitaran area tempat hotel kami berada. Setelah taro tas dan sedikit bersih2 akhirnya saya coba jalan-jalan di seputaran Malate. Nama lokasi area hotel kami di pusat kota Manila.


Sepanjang jalan yg dilalui berdua temen, saya lihat kanan kirinya  banyak sekali berjajar berbagai macam jenis bar/club atau diskotik. Barnya cukup extrim. Beberapanya langsung 'mejengin' perempuan-perempuan cantik berbalut pakaian minim macem host clubnya. Yang lainnya ada yang pasang foto-foto host clubnya di depan club mereka. Later we know, ternyata saya dan teman saya telah jalan-jalan di Red distriknya Pilipina, hahaha...

Capek muter-muter, lirik jam tangan ternyata sudah hampir jam sebelas malam. Karena belum dinner, kita putusin akhirnya untuk coba dinner di salah satu resto di Pilipina. Pilihan jatuh ke Max's Restaurant. Restoran semacam waralaba lokal fastfood yang menu utamanya adalah ayam. Ayamnya bukan jenis ayam tepung, tapi ayam goreng yang enak dan gede (penting ya kuantitas-hahaha). Di sini kita makan sampe kaya orang sekarat. Gara-gara porsi makannya yang cukup gede dannn...kita pesen dessert Halo-Halo. Sejenis es campur or es teller kalo di Indonesia yang ga nyangka porsinya banyak banget.



Btw, untuk Max's juga ada makanan non halalnya. Tapi karena saya pake hijab, pelayan restonya ternyata udah paham betul kalo yang pake hijab biasanya ga makan pork, so mereka kasih tahu saya sejak awal. Nice ya.. Oh, satu lagi. Kita tidak bakal menemukan sambal saus macem indofood atau abc di sini. Jadi sebagai penggantinya, mereka sediain saus........pisang. Iya, Banana ketchup. Rasanya? kaya makan saos tomat dengan banana sebagai perasanya, gak kena deh di lidah kami berdua. So, lain kali kayanya mesti bawa saos sambel sendiri langsung dari Indonesia kalau jalan-jalan ke Manila lagi.


Banana Ketchup - saos rasa pisang T__T

Besoknya, kita cek out dari hotel bagus ini. Sayang sih ninggalin hotel senyaman ini. Tapi apa mau dikata, namapun field trip kantor, jadi harus nurut sama itinerary yang udah dibuat.
Bus besar kami melunjur menuju sebuah airport kecil dengan pesawat-pesawat chibi, yang bakal mengantarkan kami ke sebuah Pulau bernama Palawan.

(next)

[Oleh-oleh dari Pilipina] Perjalanan dengan pesawat chibi


No comments: